Sabtu, 21 Juli 2012

Lampu Hemat Energi Pancarkan Radiasi Berbahaya bagi Kulit

detikcom - Jakarta, Penggunaan
bohlam lampu pijar konvensional
saat ini sudah banyak digantikan oleh
lampu hemat energi. Selain
menghabiskan daya listrik yang lebih
rendah, lampu ini juga lebih terang
memancarkan cahaya. Namun, para
peneliti menemukan bahwa lampu
hemat energi memancarkan radiasi
Ultraviolet (UV) yang berbahaya.
Dalam istilah industri dan kelistrikan,
lampu hemat energi disebut juga
compact fluorescent light bulbs
(CFL). Sekelompok ilmuwan dari
Stony Brook’s Advanced Energy
Research and Technology Center
(AERTC) dan New York State Stem Cell
Science (NYSTEM) telah membuktikan
bahwa CFL memancarkan sinar
ultraviolet (UV) yang dapat
membahayakan sel-sel kulit manusia.
Pertama-tama, para peneliti membeli
CFL dari toko yang berbeda di 2
distrik yang berbeda. Sinar UV yang
dipancarkan oleh kedua lampu
kemudian diukur dan dibandingkan.
Sinar tampak menembus celah-celah
kecil di lapisan fosfor putih pada
bagian dalam kaca bohlam CFL.
Partikel-partikel fosfor bersinar
sebagai akibat dari reaksi elektrokimia
dalam bohlam.
Para ilmuwan kemudian mencatat
bahwa celah fosfor tersebut
ditemukan pada semua CFL yang
diteliti. Mereka juga menemukan
adanya UV yang dipancarkan dari
lampu dalam tingkat yang signifikan.
Sebuah jaringan sel kulit manusia
kemudian dipaparkan pada CFL dan
lampu pijar konvensonal dengan
kecerahan yang sama.
Selain itu, ditambahkan pula
nanopartikel titanium dioksida (TiO2)
pada beberapa sel kulit. Bahan kimia
ini umum digunakan dalam lotion
tabir surya untuk menyerap sinar UV.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa
respon sel kulit sehat terhadap UV
yang dipancarkan dari lampu CFL
sama seperti kerusakan akibat radiasi
sinar ultraviolet. Kerusakan sel kulit
semakin meningkat ketika dosis
rendah nanopartikel TiO2 diberikan
ke sel-sel kulit sebelum terkena UV,"
kata peneliti, Miriam Rafailovich
seperti dilansir Examiner.com ,
Minggu (22/7/2012).
Para peneliti juga menemukan bahwa
cahaya lampu pijar konvensional
dengan intensitas yang sama tidak
akan merusak sel-sel kulit yang sehat,
baik dengan atau tanpa adanya TiO2.
Lampu pijar tersebut tidak
memancarkan radiasi UV dalam
jumlah yang signifikan.
Sebelumnya, sebuah penelitian yang
dilakukan Komisi Eropa bernama
Scientific Committee on Emerging
and Newly Identified Health Risks
(SCENIHR) di tahun 2008 telah
menemukan bahwa CFL
memancarkan radiasi UV. Temuan
Eropa ini merekomendasikan bahwa
paparan untuk jangka waktu yang
lama pada jarak pendek, yaitu kurang
dari 20 cm, sebaiknya ditetapkan
sebagai batas aman untuk
melindungi kulit dan kerusakan retina.
Laporan SCENHIR menyimpulkan
bahwa memasang selubung kaca
ekstra di sekitar lampu CFL dampak
menghilangkan risiko paparan sinar
UV. Pendapat ini juga disetujui oleh
para ilmuwan dari AERTC.
"Meskipun sangat menghemat energi,
konsumen harus berhati-hati saat
menggunakan CFL. Penelitian kami
menunjukkan bahwa pencegahan
terbaik adalah menghindari
penggunaannya pada jarak dekat dan
lebih aman lagi bila dipasangi kaca
penutup tambahan," pungkas
Rafailovich.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar